Tradisi Bau Nyale di Lombok - Bau nyale merupakan salah satu budaya unik yang berasal dari pulau Lombok. Awalnya tradisi bau nyale ini hanya sebauh mitos zaman dahulu. Tapi karena dari zaman ke zaman, nenek moyang suku sasak selalu melakukan tradisi tersebut, jadilah sebuah rutinitas tahunan yang sampai sekarang masih menjadi tradisi masyarakat di pulau Lombok. Dan bukan hanya masyarakat sekitar yang melakukan tradisi ini, bahkan wisatwan dari luar juga sengaja pergi ke Lombok untuk mengikuti prosesi tradisi Bau Nyale ini.
Kalimat "Bau Nyale" jika diartikan ke dalam bahasa sasak dapat dibagi menjadi 2 kosak kata, yaitu "Bau" yang berarti menangkap dan "Nyale" yang merupakan sebutan cacing nyale yang ditangkap pada tradisi bau nyale. Konon katanya nyale merupakan jelmaan rambut dari putri Mandalika yang menurut sejarah Lombok merupakan putri raja Lombok yang sangat cantik. Karena sangat cantik, semua anak-anak pemuda raja ingin melamar putri Mandalika. Tapi pada saat prosesi pelamaran, putri Mandalika lebih memilih untuk menerjunkan dirinya di pesisir pantai selatan Lombok, yaitu dimana tradisi Bau Nyale sekarang diadakan. Hal ini dikarenakan putri Mandalika takut jika ia memilih seorang dan menolak sebagian besar anak pemuda raja, maka akan terjadi peperangan di antara mereka.
Suasana Prosesi Tradisi Bau Nyale 2014 Pada Malam Hari [Foto oleh : Kuta Lombok Rahim]
Ada 3 tempat pilihan dari 16 titik yang biasanya dipilih sebagai tempat prosesi tradisi Bau Nyale. Yaitu di pantai Tanjung Ringgit, Pantai Kuta - Lombok Tengah dan Pantai Selong Belanak. Prosesi bau nyale ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu nyale tunggak dan nyale poto. Kata "tunggak" berarti bagian batang yang paling bawah, sedangkan kata "poto" berarti bagian batang yang paling atas. Oleh karena itu nyale tunggak selalu diadakan terlebih dahulu dari pada nyale poto.
Sebelum prosesi tradisi Bau Nyale dimulai, biasanya ada beberapa ritual-ritual adat yang dilakukan. Misalnya seperti Pertunjukan Seni Putri Mandalika, Betandak (berbalas pantun), Belancaran (pesiar menggunakan perahu), bejambik (pemberian cindera mata kepada orang yang dikasih) dan beberapa ritual adat lainnya.
Jika pertama kali Anda melihat Nyale, pasti Anda akan ngeri duluan. Karena tampak fisiknya menyerupai seekor cacing, yang membedakan hanya warnanya yang bermacam-macam. Menurut pakar gizi yang telah meneliti tentang kandungan nyale mengatakan bahwa, nyale merupakan cacing yang kaya akan protein, oleh karena itu bagus untuk dikonsumsi. Selain menjadi bahan pangan, masyarakat pulau Lombok biasanya menggunakan nyale sebagai penyubur tanah dan obat-obatan.
Bentuk Fisik Nyale [Foto oleh : Kebudayaan Indonesia]
Nah itu tadi informasi seputart Tradisi Bau Nyale yang ada di pulau Lombok. Bagi yang penasaran, yuk langsung ke Lombok aja :). Terima kasih sudah membaca artikel di blog Lombokite. Semoga bermanfaat.
Salam Kenal Min ^_^
ReplyDeleteIzin share artikelnya, Semoga keindahan budaya dan alam indonesia tetap terjaga.
Salam Indonesia.
Salam kenal juga :)
DeleteTerima kasih sudah mampir baca di blog saya